nusakini.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) bakal membangun fasilitas produksi baru di dua anak usahanya dengan total kapasitas hingga 1,6 juta ton lebih per tahun.

Menurut Direktur Pupuk Indonesia Koeshartono, lini produksi yang akan ditambah adalah di PT Pupuk Sriwidjaja Palembang sebesar 1,1 juta ton per tahun dan di PT Petrokimia Gresik yang mencapai 570.000 ton setiap tahun.

Adapun terkait pendanaannya, menurut Koeshartono, didapat dari kas perusahaan dan pinjaman.

“Kalau yang di Pupuk Sriwidjaja Palembang itu pembangunannya tahun ini sedangkan yang Petrokimia Gresik kira-kira akan dibangun dua tahun lagi,” katanya kepada Bisnis, Senin (20/3/2017).

Menurut dia, pembangunan lini produksi baru di Pupuk Sriwidjaja Palembang untuk menggantikan pabrik lama dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun yang memakan biaya produksi lebih tinggi. Sedangkan pabrik baru yang dibangun diklaim lebih efisien.

Sementara itu, pabrik anyar yang akan didirikan anak usaha Petrokimia Gresik memang guna memenuhi kebutuhan pupuk untuk pangan di kawasan Jawa Timur yang mencapai 1,2 juta ton per tahun. Adapun saat ini, untuk pupuk pangan di sana baru terpenuhi oleh Petrokimia Gresik sekitar 440.000 ton per tahun.

Sebagai gambaran, mengutip data dari situs resmi Pupuk Indonesia, pabrikan pelat merah itu saat ini memiliki total kapasitas produksi per tahun mencapai 13,1 juta ton. Adapun anak usaha yang bergerak dalam bidang produksi pupuk ada lima perusahaan, tiga lainnya adalah PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Kalimantan Timur, dan PT Pupuk Iskandar Muda.

Di sisi lain, Koeshartono mengatakan pihaknya tahun ini berharap dapat memenuhi hingga 100% kebutuhan pupuk dalam negeri. Pada tahun lalu Pupuk Indonesia merealisasikan 95% kebutuhan pupuk dalam negeri.

Dia melanjutkan, kebutuhan pupuk untuk pangan secara nasional per tahun mencapai 9,55 juta ton. Jika dirinci, dari jumlah tersebut kebutuhan pupuk urea sekitar 4,1 juta ton, pupuk NPK mencapai 2,55 juta ton, pupuk SP36 sekitar 1 juta ton, pupuk ZA sebanyak 1,05 juta ton dan pupuk organik 1 juta ton.

“Dan alokasinya setiap tahun hampir sama,” ujarnya

Adapun untuk kelebihan kapasitas produksi, lanjut dia, produk pupuk yang dihasilkan akan diserap oleh perusahaan perkebunan di Tanah Air dan pasar ekspor. Saat ini pihaknya teleh mengekspor ke beberapa negara diantaranya, Amerika Serikat, Australia, Thailand dan Filipina.

Dia menambahkan, dari total produksi pupuk pihaknya, sekitar 70% merupakan produk bersubsidi yang diserap program pemerintah untuk menciptakan ketahanan pangan. Adapun untuk wilayah Jawa Tengah, kebutuhan pupuk per tahun mencapai 1 juta ton.(p/mk)